Sabtu, 10 Maret 2012

Konstruksi kolam renang

Pengantar Umum Pengembangan Kolam Renang
                                         oleh Ardi yopi wardhani

Bagian 1: Konsep Umum





Untuk memperkaya khasanah diskusi berkaitan dengan pengembangan kolam renang, berikut ini diuraikan serba ringkas tentang serba-serbi konstruksi kolam renang.

Siklus Hidup Kolam Renang

Secara umum, siklus hidup kolam renang adalah sbb:



Desain Kolam Renang

Tahap desain merupakan inti pengembangan kolam renang. Optimal tidaknya kolam renang di kemudian hari, umumnya ditentukan oleh optimal tidaknya desainnya. Dengan desain yang optimal, konstruksi dapat berjalan efisien dan pemanfaatan kolam pun menjadi maksimal.


Desain ini umumnya diawali oleh inisiatif, baik dari calon pemilik kolam renang, calon pemakai, atau calon pengembang/konstruktor. Inisiatif ini selanjutnya dijabarkan menjadi desain tingkat awal menjelaskan dimana kolam akan dibuat, seberapa besar, untuk keperluan apa, dan seterusnya namun tidak secara presisi dan detil.

Desain harus dilakukan oleh perancang kolam yang kompeten, memahami prinsip civil engineering, standar plumbing kolam renang, permesinan kolam renang, prinsip sanitasi dan kesehatan, prinsip kerja chemicals dan unsur-unsur pendukung kolam renang, keselamatan operasional para pengguna kolam nantinya, kenyamanan dan pasnya desain terhadap kebutuhan, baik secara ergonomik, maupun dipandang dari aspek lain.

Jangan sampai pemakai kolam mudah terpeleset, terbentur. Jangan sampai kolam mudah kotor karena lingkungan sekitarnya tidak dibina. Jangan sampai pemakai kolam sulit atau tidak nyaman ketika akan salin pakaian. Jangan sampai, kolam untuk anak, dibuat terlalu dalam. Atau kolam sekedar untuk berendam dibuat terlalu luas, atau kolam untuk latihan renang dibuat terlalu sempit dan seterusnya. Batasan-batasan itu harus sudah diakomodir pada tahap desain ini. Oleh karena itu sangat riskan dan beresiko muncul pekerjaan mubazir atau tambal sulam bila desain kolam renang diserahkan kepada arsitek atau insinyur sipil yang kurang berpengalaman di pembuatan kolam renang. Lebih riskan lagi bila diserahkan kepada tukang batu biasa.

Desain awal ini selanjutnya dipertajam dengan studi dan survey, klarifikasi, perhitungan-perhitungan biaya dan jadwal, perhitungan-perhitungan engineering, dan seterusnya sampai diperoleh desain detil. Aspek-aspek arsitektur, keamanan, estetika, teknis operasi, dan hal-hal lain yang nantinya penting harus sudah tertuang rinci dalam desain detil ini. Desain detil selanjutnya dibakukan, misalnya menjadi kontrak konstruksi.

Konstruksi Kolam Renang


Setelah detil desain selesai, konstruksi kolam dimulai dari tahap conditioning. Pada tahap conditioning ini dilakukan penyiapan-penyiapan pra-konstruksi. Bila perlu ada pembentengan, dilakukan pembentengan. Bila perlu ada penggalian, pengurugan, pembongkaran, rekonfigurasi jalur air, listrik, penyesuaian arsitektur bangunan, dan drainase, dilakukan atau dipersiapkan pada tahap ini.

Setelah conditioning, dikerjakanlah bangunan utama kolam dilanjutkan dengan instalasi kesistemannya. Kemudian pembangunan diakhiri dengan finishing. Pemasangan keramik, penambahan aksesori-aksesori kolam, semacam tangga, pegangan, pelampung, jumping-board, meja, kursi, tenda, ruang ganti, pagar, dan seterusnya. Setelah tuntas sistem diuji kelengkapan, fungsi, dan kualitasnya, terus sepanjang masa garansi. Setelah siap operasi diserahterimakan dari konstruktor kepada operator atau pemilik untuk dipakai dan dioperasikan.

Pengerjaan konstruksi kolam ini pun seyogyanya diserahkan kepada spesialis konstruksi kolam renang. Akan fatal sekali bila diserahkan ke developer yang tidak kompeten kemudian di belakang hari timbul masalah fundamental. Misalnya yang sering terjadi: kolam bocor karena waterproofing tidak sesuai standar, sistem plumbing harus dibongkar total karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang dituntut oleh permesinan kolam, atau keramik-keramik penutup dinding kolam terlepas atau pecah. Pada kolam ukuran besar, umumnya setelah kolam terisi air kolam tidak boleh dikosongkan lagi. Hal ini untuk menjaga agar tekanan pada dinding kolam dari arah luar, diimbangi oleh tekanan air dari sisi dalam, sehingga struktur kolam tetap terjaga. Oleh karena itu, bila kemudian keramik-keramik, misalnya di dasar kolam, terlepas, sulit untuk diperbaiki. Padahal bila tidak diperbaiki dapat membahayakan pemakai kolam atau paling tidak merusak keindahan kolam.

Secara umum, biaya konstruksi bangunan kolam adalah standar sesuai prinsip bangunan sipil biasa. Namun demikian, bila dikerjakan oleh konstruktor yang kurang pengalaman biaya pengembangan kolam keseluruhan bisa menjadi mahal. Hal-hal yang umumnya membuat konstruksi kolam menjadi mahal:
·        Lokasi kolam yang sulit. Misalnya: kolam dibangun di lereng gunung atau bukit yang perlu dibenteng terlebih dulu, atau kolam dibangun di tingkat 20 suatu bangunan bertingkat, tentu akan lebih memerlukan biaya dibanding kolam yang dibangun di tanah datar siap bangun.
·        Ukuran Kolam. Semakin besar kolam, wajar bila biaya pembuatan makin tinggi. Selain untuk bangunan kolam, permesinan kolam besar berbeda dengan kolam kecil. Oleh karena itu, sebelum dibuatkan kolam, calon pemilik kolam perlu mempertimbangkan ukuran kolam dengan matang. Seberapa besar kolam yang diinginkannya. Jangan sampai dibuat oversize, namun juga tidak boleh terlalu kecil. Pengembang yang baik, umumnya akan menyarankan ukuran optimal kolam yang akan dibangun.
·        Unsur finishing. Misalnya: Untuk mengejar kualitas estetikanya, kolam difinishing dengan keramik kualitas tinggi yang mahal harganya. Pengerjaan kolam disatukan dengan pengembangan lanskap yang mahal.
·        Efek Khusus. Misalnya: kolam perlu alat tambahan untuk menjaga airnya agar hangat, tidak dingin; kolam dibangun dengan efek ombak atau arus buatan, dan seterusnya. Adanya efek-efek ini menuntut mesin tambahan dan ini menambah biaya.
·        Aksesori. Bila banyak tambahan aksesori dapat saja biaya kolam bertambah. Misalnya: ditambah menara untuk loncat indah, seluruh aksesori produk impor, dan sebagainya.
·        Pengerjaan Tidak Sekali Jadi. Bila kolam dibangun tidak oleh ahlinya, di atas telah disebutkan bisa terjadi muncul pekerjaan mubazir atau tambal sulam. Misalnya: waterproofing tidak sesuai standar, plumbing terpaksa harus dibongkar karena tidak sesuai spek.
·        Permesinan Dan Aksesori Tidak Mendapatkan Harga Terbaik. Kontraktor bangunan umumnya memiliki spesialisasi. Kontraktor yang spesialis pengembang kolam umumnya memiliki akses ke penyedia permesinan kolam dan aksesorinya. Dengan demikian mereka bisa menghadirkan permesinan dan aksesori kualitas terbaik dengan harga yang juga terbaik. Ini sangat menghemat biaya pengembangan kolam, mengingat unsur permesinan ini cukup besar biayanya, khususnya untuk kolam dengan efek khusus.
·        Terlalu Banyak Sub-Kontraktor. Banyaknya rantai sub-kontraktor dapat menimbulkan mark-up biaya yang sebenarnya tidak perlu.
·        Mark-Up. Banyak orang tidak paham unsur biaya pengembangan kolam. Di samping itu, tidak seperti rumah atau jalan raya, pengembang kolam lebih eksklusif dan jarang pelaku bisnisnya. Ini membuka peluang bagi pengusaha-pengusaha yang kurang bertanggung jawab memark-up biaya sesuka hati. Calon pemilik kolam harus berhati-hati dengan kemungkinan ini, dan sedapat mungkin mencari pengembang yang terbuka dan transparan yang mau memberitahukan segi-segi pembuatan kolam sejelas dan segamblang mungkin. Di samping itu, mark-up juga mungkin terjadi karena perusahaan pembuat kolam harus menutupi overheadnya yang besar. Untuk menghindari hal itu, calon pemilik kolam dapat mempertimbangkan untuk memilih pengembang kolam yang efisien biaya operasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar