Konstruksi
Pondasi Tiang Pancang di kenal sudah sejak jaman lampau, hal ini dapat
dilihat di Eropa pada jaman prasejarah di danau Dwellers dimana mereka
membangun rumah dengan menggunakan tiang yang dipancang didasar danau
yang mempunyai kondisi tanah yang jelek. Demikian juga orang orang Mesir
jaman lampau membangun monumen terbuat dari tumbukan batu (Mats of
Stone) yang bertumpu pada batu karang, dua belas ribuh tahun yang lalu
kebiasaan bangsa Switzerland
membangun rumah mereka diatas sungai. Perkembangan selanjutnya dari
pondasi tiang pancang dengan adanya berita mengenai Tiang Pancang dan
Pemancangannya (Piles and Pile Driving), yang diterbitkan oleh
Wellington mengenai berita berita keteknikan
(Engineering News) pada tahun 1893 dimana pada saat ini rumus rumus
keteknikan mengenai tiang pancang mulai diperkenalkan. Sejak saat ini
sampai sekarang perkembangan menyangkut teori teori baru yang didasarkan
dari pengalaman pengalaman dilapangan mengenai pondasi tiang pancang
telah banyak dipublikasikan dalam laporan laporan ilmiah, seminar dan
lain lain khususnya dalam menganalisa kemampuan tiang pancang dalam
memikul beban.
I.2. Penggunaan Pondasi Tiang Pancang
Pondasi
tiang pancang biasanya digunakan pada bangunan bangunan Teknik Sipil
seperti Gedung Bertingkat Tinggi (High Large Building), Menara menara
(Towers), Jembatan (Bridge), Dermaga / Pelabuhan (Quaiwalls), Bangunan
Lepas Pantai (Offshore Structures) dll.
II.1. Pengertian Pondasi Tiang Pancang
Menurut Pemindahan Beban Pondasi Tiang Pancang dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
- Tiang Pancang Tahanan Ujung (End Bearing Pile)
- Tiang Pancang Tahanan Samping (Friction Pile)
- Gabungan Tiang Pancang Tahanan Ujung dan Tiang Pancang Tahanan Samping.
Pondasi pada umumnya dapat dibedakan dalam 2 Jenis yakni :
II.1.1. Pondasi Dangkal (Shallow Foundation) yang dapat di lihat dari nilai perbandingan D/B Lebih Kecil 1 dimana D adalah Kedalaman Pondasi dan B adalah Lebar / Diameter dari Pondasi.
II.1.2. Pondasi Dalam (Deep Foundation) dimana nilai D/B Lebih Besar 4.
Pondasi
Tiang pancang adalah jenis Pondasi Dalam (Deep Foundation) dimana
penggunaannya dengan mempertimbangkan beberapa kondisi sebagai berikut :
a.
Pada saat tanah dibawah struktur mengalami kompresibilitas yang tinggi
dimana tanah tersebut tidak mampu menahan beban yang dipindahkan dari
struktur diatasnya, jadi dengan kata lain Pondasi Tiang Pancang di
gunakan untuk memindahkan beban beban yang bekerja pada struktur
diatasnya sampai pada lapisan tanah yang keras atau biasa disebut Tiang
Pancang Tahanan Ujung (End Bearing Pile Resistance) seperti pada Gambar 1a. Namun
apabila lapisan tanah yang keras masih terlalu jauh kedalam sehingga
panjang Pondasi Tiang Pancang tidak memungkin lagi untuk digunakan maka
beban beban yang bekerja dapat dipikul oleh tahanan samping dari Pondasi
Tiang Pancang atau disebut dengan Pondasi Tiang Pancang Tahanan Samping
(Friction Piles Resistance) seperti pada Gambar 1b.
b.
Apabila struktur diatas menerima beban horizontal maka Pondasi Tiang
Pancang akan lebih mampu memikul beban horizontal sekaligus memikul
beban vertikal dibandingkan dengan pondasi dangkal. Beban horizontal ini
biasanya banyak terjadi pada bangunan bangunan bertingkat tinggi serta
bangunan bangunan lepas pantai yang menerima beban beban angin dan
gelombang seperti pada Gambar 1c.
c.
Apabila tanah dibawah struktur mempunyai sifat expansive atau swelling
(Tanah expansive atau swelling adalah tanah yang akibat terjadi
perubahan kadar air maka akan terjadi perubahan secara cepat baik pada
sifat sifat fisik daripada tanah seperti Indeks Plastis, Plastis Limit
demikian juga pada sifat sifat mekanis daripada tanah seperti Kuat Geser
Tanah )sampai pada kedalaman yang tidak memungkinkan lagi untuk
penggunaan pondasi dangkal sehingga di gunakanlah Pondasi Tiang Pancang
dimana dengan Pondasi Tiang Pancang kita dapat mendesain sampai
kedalaman melewati areal tanah expansive atau swelling tersebut seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar 1d.
d. Pada bangunan bangunan seperti towers (menara menara), offshore structure (bangunan lepas pantai) yang sering mengalami gaya
angkat keatas (uplift force) maka Pondasi Tiang Pancang akan lebih
mampu menahan beban tersebut daripada Pondasi Dangkal seperti dalam Gambar 1e.
e.
Struktur bangunan jembatan seperti pada Abutment dan Piers seringkali
mengalami masalah pengerusan (scouring) oleh karena arus air yang kuat
pada areal sekitar pondasi sampai pada kedalaman yang cukup dalam
sehingga apabila digunakan Pondasi Dangkal maka akan terjadi kegagalan
struktur sementara Pondasi Tiang Pancang akan lebih baik untuk kondisi
ini seperti dalam Gambar 1f.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar