Pengantar
Umum Pengembangan Kolam Renang
oleh Ardi yopi wardhaniBagian 1: Konsep Umum
Untuk memperkaya khasanah diskusi berkaitan dengan
pengembangan kolam renang, berikut ini diuraikan serba ringkas tentang
serba-serbi konstruksi kolam renang.
Siklus
Hidup Kolam Renang
Secara umum, siklus hidup kolam renang adalah
sbb:
Desain
Kolam Renang
Tahap desain merupakan inti pengembangan
kolam renang. Optimal tidaknya kolam renang di kemudian hari, umumnya
ditentukan oleh optimal tidaknya desainnya. Dengan desain yang optimal,
konstruksi dapat berjalan efisien dan pemanfaatan kolam pun menjadi maksimal.
Desain ini umumnya diawali oleh inisiatif,
baik dari calon pemilik kolam renang, calon pemakai, atau calon
pengembang/konstruktor. Inisiatif ini selanjutnya dijabarkan menjadi desain
tingkat awal menjelaskan dimana kolam akan dibuat, seberapa besar, untuk
keperluan apa, dan seterusnya namun tidak secara presisi dan detil.
Desain harus dilakukan oleh perancang kolam
yang kompeten, memahami prinsip civil engineering, standar plumbing kolam
renang, permesinan kolam renang, prinsip sanitasi dan kesehatan, prinsip kerja
chemicals dan unsur-unsur pendukung kolam renang, keselamatan operasional para
pengguna kolam nantinya, kenyamanan dan pasnya desain terhadap kebutuhan, baik
secara ergonomik, maupun dipandang dari aspek lain.
Jangan sampai pemakai kolam mudah terpeleset,
terbentur. Jangan sampai kolam mudah kotor karena lingkungan sekitarnya tidak
dibina. Jangan sampai pemakai kolam sulit atau tidak nyaman ketika akan salin
pakaian. Jangan sampai, kolam untuk anak, dibuat terlalu dalam. Atau kolam
sekedar untuk berendam dibuat terlalu luas, atau kolam untuk latihan renang
dibuat terlalu sempit dan seterusnya. Batasan-batasan itu harus sudah
diakomodir pada tahap desain ini. Oleh karena itu sangat riskan dan beresiko
muncul pekerjaan mubazir atau tambal sulam bila desain kolam renang diserahkan
kepada arsitek atau insinyur sipil yang kurang berpengalaman di pembuatan kolam
renang. Lebih riskan lagi bila diserahkan kepada tukang batu biasa.
Desain awal ini selanjutnya dipertajam dengan
studi dan survey, klarifikasi, perhitungan-perhitungan biaya dan jadwal,
perhitungan-perhitungan engineering, dan seterusnya sampai diperoleh desain
detil. Aspek-aspek arsitektur, keamanan, estetika, teknis operasi, dan hal-hal
lain yang nantinya penting harus sudah tertuang rinci dalam desain detil ini.
Desain detil selanjutnya dibakukan, misalnya menjadi kontrak konstruksi.
Konstruksi
Kolam Renang
Setelah detil desain selesai, konstruksi
kolam dimulai dari tahap conditioning. Pada tahap conditioning ini dilakukan
penyiapan-penyiapan pra-konstruksi. Bila perlu ada pembentengan, dilakukan
pembentengan. Bila perlu ada penggalian, pengurugan, pembongkaran,
rekonfigurasi jalur air, listrik, penyesuaian arsitektur bangunan, dan
drainase, dilakukan atau dipersiapkan pada tahap ini.
Setelah conditioning, dikerjakanlah bangunan
utama kolam dilanjutkan dengan instalasi kesistemannya. Kemudian pembangunan
diakhiri dengan finishing. Pemasangan keramik, penambahan aksesori-aksesori
kolam, semacam tangga, pegangan, pelampung, jumping-board, meja, kursi, tenda,
ruang ganti, pagar, dan seterusnya. Setelah tuntas sistem diuji kelengkapan,
fungsi, dan kualitasnya, terus sepanjang masa garansi. Setelah siap operasi
diserahterimakan dari konstruktor kepada operator atau pemilik untuk dipakai
dan dioperasikan.
Pengerjaan konstruksi kolam ini pun
seyogyanya diserahkan kepada spesialis konstruksi kolam renang. Akan fatal
sekali bila diserahkan ke developer yang tidak kompeten kemudian di belakang
hari timbul masalah fundamental. Misalnya yang sering terjadi: kolam bocor
karena waterproofing tidak sesuai standar, sistem plumbing harus dibongkar
total karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang dituntut oleh permesinan
kolam, atau keramik-keramik penutup dinding kolam terlepas atau pecah. Pada
kolam ukuran besar, umumnya setelah kolam terisi air kolam tidak boleh
dikosongkan lagi. Hal ini untuk menjaga agar tekanan pada dinding kolam dari
arah luar, diimbangi oleh tekanan air dari sisi dalam, sehingga struktur kolam
tetap terjaga. Oleh karena itu, bila kemudian keramik-keramik, misalnya di
dasar kolam, terlepas, sulit untuk diperbaiki. Padahal bila tidak diperbaiki
dapat membahayakan pemakai kolam atau paling tidak merusak keindahan kolam.
Secara umum, biaya konstruksi bangunan kolam
adalah standar sesuai prinsip bangunan sipil biasa. Namun demikian, bila
dikerjakan oleh konstruktor yang kurang pengalaman biaya pengembangan kolam
keseluruhan bisa menjadi mahal. Hal-hal yang umumnya membuat konstruksi kolam
menjadi mahal:
·
Lokasi kolam yang sulit. Misalnya: kolam dibangun di lereng gunung
atau bukit yang perlu dibenteng terlebih dulu, atau kolam dibangun di tingkat
20 suatu bangunan bertingkat, tentu akan lebih memerlukan biaya dibanding kolam
yang dibangun di tanah datar siap bangun.
·
Ukuran Kolam. Semakin besar kolam, wajar bila biaya
pembuatan makin tinggi. Selain untuk bangunan kolam, permesinan kolam besar
berbeda dengan kolam kecil. Oleh karena itu, sebelum dibuatkan kolam, calon
pemilik kolam perlu mempertimbangkan ukuran kolam dengan matang. Seberapa besar
kolam yang diinginkannya. Jangan sampai dibuat oversize, namun juga tidak boleh
terlalu kecil. Pengembang yang baik, umumnya akan menyarankan ukuran optimal
kolam yang akan dibangun.
·
Unsur finishing. Misalnya: Untuk mengejar kualitas
estetikanya, kolam difinishing dengan keramik kualitas tinggi yang mahal
harganya. Pengerjaan kolam disatukan dengan pengembangan lanskap yang mahal.
·
Efek Khusus. Misalnya: kolam perlu alat tambahan untuk menjaga airnya agar hangat,
tidak dingin; kolam dibangun dengan efek ombak atau arus buatan, dan
seterusnya. Adanya efek-efek ini menuntut mesin tambahan dan ini menambah
biaya.
·
Aksesori. Bila banyak tambahan aksesori dapat saja biaya kolam bertambah. Misalnya:
ditambah menara untuk loncat indah, seluruh aksesori produk impor, dan sebagainya.
·
Pengerjaan Tidak Sekali Jadi. Bila kolam dibangun tidak oleh ahlinya, di
atas telah disebutkan bisa terjadi muncul pekerjaan mubazir atau tambal sulam. Misalnya:
waterproofing tidak sesuai standar, plumbing terpaksa harus dibongkar karena
tidak sesuai spek.
·
Permesinan Dan Aksesori Tidak Mendapatkan
Harga Terbaik. Kontraktor bangunan umumnya memiliki
spesialisasi. Kontraktor yang spesialis pengembang kolam umumnya memiliki akses
ke penyedia permesinan kolam dan aksesorinya. Dengan demikian mereka bisa menghadirkan permesinan dan aksesori
kualitas terbaik dengan harga yang juga terbaik. Ini sangat menghemat biaya
pengembangan kolam, mengingat unsur permesinan ini cukup besar biayanya,
khususnya untuk kolam dengan efek khusus.
·
Terlalu Banyak Sub-Kontraktor. Banyaknya rantai sub-kontraktor dapat
menimbulkan mark-up biaya yang sebenarnya tidak perlu.
·
Mark-Up. Banyak orang tidak paham unsur biaya pengembangan kolam. Di samping
itu, tidak seperti rumah atau jalan raya, pengembang kolam lebih eksklusif dan
jarang pelaku bisnisnya. Ini membuka peluang bagi pengusaha-pengusaha yang
kurang bertanggung jawab memark-up biaya sesuka hati. Calon pemilik kolam harus
berhati-hati dengan kemungkinan ini, dan sedapat mungkin mencari pengembang
yang terbuka dan transparan yang mau memberitahukan segi-segi pembuatan kolam
sejelas dan segamblang mungkin. Di samping itu, mark-up juga mungkin terjadi
karena perusahaan pembuat kolam harus menutupi overheadnya yang besar. Untuk
menghindari hal itu, calon pemilik kolam dapat mempertimbangkan untuk memilih
pengembang kolam yang efisien biaya operasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar